Bismillahirrahmanirrahim
Sobat muslim…
Ketika ada ORANG KAYA saking kayanya ia bingung uangnya mau diapakan, disitulah akhirnya tidak sedikit orang sejenis ini menggunakan uangnya untuk hal yang tidak bermanfaat bahkan cenderung membawa dosa dan akhirnya ia tidak bersyukur dengan uangnya.
SEBALIKNYA…
Ketika ada ORANG MISKIN saking miskinnya ketika ia mempunyai uang, ia bingung uangnya mau diapakan, mana yang didahulukan.
Disitulah akhirnya tidak sedikit orang sejenis ini merasa tidak cukup, merasa kekurangan akhirnya putus asa dan ia akhirnya tidak bersyukur dengan uangnya.
Subhanallah…
Jadi sebenarnya bukan ukuran anda itu KAYA atau MISKIN, akan tetapi yang menjadi ukuran adalah bagaimana sikap anda terhadap kekayaan dan kemiskinan tersebut.
فَأَمَّا الْإِنسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ
Artinya : “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”.
وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ
Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku”.
كَلَّا بَل لَّا تُكْرِمُونَ الْيَتِيمَ
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim.” QS. Al Fajr: 15-17.
Lihatlah…
Kekayaan bukan tanda kemuliaan dan kemiskinan bukan tanda kehinaan.
Ditulis oleh Ustadz Ahmad Zainuddin Al Banjary